PEMBAHASAN
KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN
Setelah Umar wafat
karena ditikam oleh Abu Lu’ luah, maka estafet
kepemimpinannya akhirnya dilanjutkan oleh
Ustman bin affan . Namun kali ini system pengangkatan utsman berbeda dengan
pada masa Umar atau bakar. Utsman bin affan tidak diangkat melalui system
penujukan atau wasiat , melainkan oleh dewan formatur yang terdiri dari lima dari
enam orang yang ditunjuk oleh Umar sebelum beliau meninggal dunia . Penunjukan
tersebut tidak berdasarkan perwakilan golongan, tetapi atas dasar pertimbangan
kualitas pribadi masing masing, yakni karena mereka menurut nabi adalah calon
calon penghuni surga. Hingga akhirnya Utsmanlah yang dipilih menggantikan Umar
bin Khottob sebagai kholifah yang ketiga.
Utsman bin affan
dikenal sebagai seorang pemimpin yang familier dan
humanis . Namun gaya kepimimpinan yang
familier berdampak kurang baik , yaitu munculnya nepotisme dalam pemerintahan
Ustman , sebab Utsman kemudian banyak mengangkat pejabat-pejabat Negara dari
kerabatnya sendiri dan kurang mengkomodir pejabat di luar kerabat beliau.
Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya kerusuhan dan pergolakan pemerintahannya
.
Pada kekholifahan
Utsman banyak sebagian umat menganggap pejabat yang
diangkat olehutsman bertindak tidak adil
dan dholim , sehingga mereka meminta kepada Utsman agar mengganti pejabatnya
tersebut . Mereka adalah penduduk mesir, kufah dan basrah yang sepakat pergi ke
madinah untuk meminta secara langsung pencabutan pejabat yang diangkatnya atau
mengundurkan diri dari kekholifahan , tetapi Utsman menu laknya . Atas
penolakan tersbeut mereka berdemo dan megepug rumah beliau. Sebagian dari mereka
menyusup kedalam rumah dan membunuh Utsman yang sedang membaca Al-Qur’ an
bertepatan beliau sedang berpuasa.
1 .
Proses Pemilihan Kholifah Utsman
Setelah ditikam
oleh abu Lu’ luah dan merasa dirinya akan meninggal dunia,
maka Umar bin Khottob memilih tujuh orang
yang terdiri dari enam orang yaitu Ali bin abi thalib , utsman bin affan , Sa
’at bin abi Waqosh , Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwan dan tholhah bin
Ubaidillah . Keenam orang tersebut memiliki kewajiban memilih dan berhak untuk
dipilih , dan satu orang yang hanya berhak memilih yaitu putra beliau sendiri
Abdullah bin Umar. Setelah Umar wafat, maka mereka segera berunding untuk
membahas siapa yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan (kekholifahan
). Ketika itu ada pemikiran dari abdurrahmanbin auf agar mereka dengan suka
rela mengundurkan diri dan memberikan kesempatan kepada orang yang benar -benar
paling memenuhi persyaratan untuk dipilih sebagai kholifah . Tetapi rupanya
usul tersebut tidak berhasil , dan ternyata tidak ada satupun yang mau
mengundurkan diri. Kemudian Abdurrahman bin Auf mengundurkan diri, tetapi yang
lain enggan mengundurkan diri. Ketika itu sempat terjadi oksi dukung mendukung
antara kelompok Ali da kelompok Utsman. Namun akhirnya, Utsman bin Affan
terpilih menjadi kholifah mengantikan Umar bin Khottob. Dalam pengankatan
Utsman tampak bahwa musyawaroh itu dilaksanakan oleh tokoh -tokoh senior ( tim
formatur) tetapi terkesan tidak ada peluang untuk berbeda pendapat, sebagaimana
yang pernah diwariskan oleh Umar bin Khattab , karena khawatir terjadi
keributan.
Setelah disepakati
bersama , mereka membai ’at Utsman dan diikuti oleh umat
islam. Pada saat pembaiatan telah selesai ,
Utsman berpidato di depan kaum muslimin diantara pidatonya adalah : “
Alhamdulillah , wahai para manusia bertaqwalah kalian kepada allah !,
sesungguhnya dunia yang telah diberitahukan kepada kita oleh Allah bahwa ia
hanyalah permainan, hiburan,penghias, keangkuhan diantara kalian dan
memperbanyak harta dan anak . Seperti hujan lebat yang membuat orang kafir
terlena kepada tumbuhan yang tumbuh dan dikemudian hari berubah menguning dan
hancur ( membusuk) , di akhirat nanti ada tiga hal , siksa Allah yang sangat
pedih, pengampunan dan ridhoNya . Tiada kehidupan dunia kecuali hanyalah
kenikmatan yang menipu, hamba yang paling baik adalah orang yang menyerah dan
menyandarkan diri pada Allah dan kitabNya waktu di dunia” .
2 .
Gaya kepemimpinan
Utsman bin affan
dikenal sebagai seorang pemimpin yang familiar dan
humanis . Namun gaya kepimimpinan yang
familier berdampak kurang baik , yaitu munculnya nepotisme dalam pemerintahan
Ustman , sebab Utsman kemudian banyak mengangkat pejabat-pejabat Negara dari
kerabatnya sendiri dan kurang mengkomodir pejabat di luar kerabat beliau.
Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya kerusuhan dan pergolakan
pemerintahannya . Namun demikian, semasa kepemimpinannya Kholifah Utsman
berhasil mengkodifikasikan mushaf Al- Qur’an yang merupakan salah satu
keberhasilan yang luar biasa.
3 .
Ekspansi Daerah Kekuasaan
Utsman bin Affan
Menjabat sebagai khalifah semenjak 23-35 H atau 644 -656
Masehi. Ia merupakan khalifah yang
memerintah terlama , yaitu 12 tahun. Dari segi politik , pada masa
pemerintahannya ia banyak melakukan perluasan daerah islam dan merupakan
khalifah yang paling banyak melakukan perluasan . Hal ini sebanding dengan
lamanya ia menjabat sebagai khalifah. Pada masanya , Islam telah berkembang
pada seluruh daerah Persia , Tebristan, Azerbizan dan Armenia . Pesatnya
perkembangan wilayah Islam didasarkan karena tingginya semangat dakwah
menyebarkan agama Islam . Selain itu, sikap para pendakwah Islam yang santun
dan adil membuat Islam mudah untuk diterima para penduduk wilayah -wilayah
tersebut . Selain banyak melakukan perluasan daerah , dari segi politik ,
Utsman adalah khalifah pertama yang membangun angkatan laut. Alasan pembuatan
angkatan laut tersebut masih berhubungan dengan keinginan untuk memperluas
daerah Islam . Karena untuk mencapai daerah - daerah yang akan ditaklukkan
harus melalui perairan .
Utsman berinisiatif
untuk membentuk angkatan laut. Selain itu , pada saat itu
banyak terjadi serangan- serangan dari laut
Hal ini semakin memperkuat alasan Utsman untuk membentuk angkatan laut dan
Utsman memberkan kepercayaan tersebut kepada Muawiyah bin Abi Sofyan.
4 .
Perekonomian
Dari segi ekonomi
, yaitu tentang pelaksanaan baitul maal , Ustman hanya
melanjutkan pelaksanaan yang telah
dilakukan pada masa sebelumnya, yaitu Abu Bakar dan Umar. Namun, pada masa
Utsman, Ia dianggap telah melakukan korupsi karena terlalu banyak mengambil
uang dari baitul maal untuk diberikan kepada kerabat- kerabatnya. Padahal , tujuan
dari pemberian uang tersebut karena Utsman ingin menjaga tali silaturahim .
Selain itu, disamping dari segi baitul maal , Utsman juga meningkatkan
pertanian. Ia memerintahkan untuk menggunakan lahan- lahan yang tak terpakai
sebagai lahan pertanian . Dari segi pajak, Utsman, sama seperti dari segi
baitul maal , melanjutkan perpajakan yang telah ada pada masa Umar. Namun
sayangnya , pada masa Utsman pemberlakuan pajak tidak berjalan baik sebagaimana
ketika masa Umar. Pada masa Utsman , demi memperlancar ekonomi dalam hal
perdagangan, ia banyak melakukan perbaikan fasilitas , seperti perbaikan jalan
-jalan dan sebagainya.
5 .
Sosial budaya dan pendidikan
Dari dimensi
sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam. Dengan adanya perluasan wilayah,
maka banyak para sahabat yang mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan
mengajarkan agama Islam.Selain itu , adanya pertukaran pemikiran antara
penduduk asli dengan para sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang
dengan baik. Dari segi sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan.
Hal ini merupakan sebuah terobosan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di
mesjid. Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur’ an juga perluasan
Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi . Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa
Rasulullah Saw , Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah- kabilah Arab
untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’ an menurut lahjah ( dialek)
masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa -bangsa
yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi.
Akhirnya sahabat
Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk
menyeragamkan bacaan . Utsman pun lalu membentuk
panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan
oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid
Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang
melaksanakan haji setiap tahunnya.
6 .
Akhir Kekholifahan
Para pencatat
sejarah membagi masa pemerintahan Utsman menjadi dua
periode , enam tahun pertama merupakan masa
pemerintahan yang baik dan enam tahun terakhir adalah merupakan masa
pemerintahan yang buruk . Pada akhir pemerintahan Utsman , terjadi banyak
konflik, seperti tuduhan nepotisme dan tuduhan pemborosan uang Negara.Tuduhan
pemborosan uang Negara karena Utsman dianggap terlalu boros mengambil uang
baitul mall untuk diberikan kepada kerabatnya, dan tuduhan nepotisme karena
Utsman dianggap mengangkat pejabat pejabat yang merupakan kerabatnya. Padahal
tuduhan ini terbukti tidak benar karena tidak semuanya pejabat yang diangkat
merupakan kerabatnya. Selain itu, meski kerabatnya sendiri , jika pejabat tersebut
melakukan kesalahan, maka Utsman tidak segan- segan untuk menghukum dan
memecatnya. Sayangnya , tuduhan nepotisme itu terlalu kuat . Sehingga banyak
yang beranggapan bahwa Utsman melakukan nepotisme . Hal ini diperkuat dengan
adanya golongan Syiah, yaitu golongan yang sangat fanatik terhadap Ali dan
berharap Ali yang menjadi khalifah , bukan Utsman . Fitnah yang terus melanda
Utsman inilah yang memicu kekacauan dan akhirnya menyebabkan Utsman terbunuh di
rumahnya setelah dimasuki oleh sekelompok orang yang berdemonstrasi di depan
rumahnya . Setelah meninggalnya Utsman, Ali lalu ditunjuk menjadi penggantinya
untuk mencegah kekacauan yang lebih lanjut.
7 .
Terbunuhnya Kholifah Utsman
Utsman bin Affan
terbunuh di rumahnya sendiri pada saat penduduk mesir dan
kuffah beranggapan bahwa Utsman telah
melakukan nepotisme dan didukungnya golongan yang fanatik terhadap Ali bin Abi
Thalib dan berharap Ali yang menjadi kholifah . Anggapan tersebut muncul dari
seorang berdarah yahudi yang bernama Abdullah bin Saba ’, hingga akhirnya
mereka pergi ke Madinah untuk meminta Utsaman memecat pejabat yang dianggap
menyeleweng atau mengundurkan diri dari kekholifahan, tetapi permitaan itu
ditolak oleh Utsman .
Penolakan tersebut mengakibatkan konflik
yang sangat besar . Mereka mengepung rumah Utsman dan menyusup kedalam . Utsman
yang saat itu sedang membaca Al-Qur’ an dan berpuasa dibunuh oleh Hamron bin
Sudan As Syaqy yang kemudian membuka pintu perpecahan antara kaum muslimin .
KESIMPULAN
Dari sejarah
peradaban pada masa kholifah Utsman di atas, kita melihat
berbagai pengetahuan tentang bagaimana
agama islam berkembang pada masa itu. Ada berbagai perkembangan yang ada pada
saat itu , diantaranya perkembangan dari segi ekonomi , politik , pendidikan,
dan lain sebagainya. Khoifah utsman bin affan juga memiliki gaya kepemimpinan
yang tersendiri, hal itu sesuai dengan karakter dan pendirian beliau Pada masa
itu juga terjadi berbagai peristiwa yang menjadi sebuah sejarah penting bagi
umat setelahnya sebagai pelajaran yang berharga. Dari berbagai peristiwa itu
kholifah utsman bin affan menyikapi dengan penuh ikhlas dan perjuangan. Walaupu
hingga akhirnya beliau terbunuh karena agama Allah .
0 komentar: